Text
Filosofi kegagalan: Sebuah buku untuk membantumu berdamai dengan apa yang sudah ditakdirkan
Terkadang usaha dan doa yang tiada hentinya harus mengalami kegagalan atau penundaan. Sementara itu, ada usaha dan doa yang tidak sebegitunya, tetapi terwujud. Di situlah kita mengetahui bahwa Pencipta lebih tahu rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya. Tidak bisa dimungkiri akan ada perasaan tidak terima, tetapi percaya saja bahwa buah dari menerima akan lebih manis nantinya.
Luapkan perasaan yang mengganggu, tetapi pastikan segera kembali kepada Dia, satu-satunya tempat kembali dan bergantung. Sebab apa yang terjadi, baik dan buruk, merupakan gaya tarik-menarik dari semesta atas sebuah prasangka. Tidak harus membahagiakan semua orang, tetapi usahakan menebar kebahagiaan-kebahagiaan agar banyak orang merasakan dampaknya. Tidak harus baik, tetapi ingat-ingat bahwa dengan berbuat baik akan banyak kebaikan-kebaikan mendatangi.
Usaha-usaha untuk memaklumi semesta tidak terlalu kurang. Mulai dari membuat diri sendiri berusaha kuat dan melanjutkan perjalanan lainnya. Mencoba pilihan kedua dan seterusnya karena tiba-tiba dihadapkan pada ketidakberpihakan. Sejujurnya kekalahan, kegagalan, dan penundaan atas usaha tidak serta merta membuat diri putus asa. Hanya saja orang-orang lain juga sebaiknya tidak didukung sebegitu hebatnya oleh semesta. (Atau) minimal orang-orang yang tidak berperasaan itu tidak perlu dihadirkan dalam kehidupan. Semesta memang memiliki cara sendiri untuk mendewasakan.
Akan tetapi, jalan yang ditempuh untuk membuat seorang anak kecil yang merangkak saja kesulitan seharusnya tidak seperti itu. Ada orang-orang yang hendak dibahagiakan, ada orang-orang yang hendak di bantu, dan ada orang-orang yang menjadi alasan untuk segera berhasil. Sementara yang lebih dominan justru Semesta memberikan orang-orang yang sebaliknya.
240197 | 100 SUP F | Perpustakaan SMA Islam Al Azhar 8 (100) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain