Text
Aku Belajar Memaafkan Luka-Luka Yang Tersimpan Begitu Lama Dalam Diriku
Aku berusaha menikmati hidup meski kadang ketika baru saja melepas lelah, sudah harus bertarung dengan pekerjaan pekerjaan baru lagi. Baru sejenak berleha-leha sudah harus kembali ke medan perang lagi. Hidup seakan diciptakan untuk terus berjuang. Hidup seolah hanyalah pilihan untuk mengumpulkan banyak angka dan uang. Aku ingin sejenak berhenti, tetapi aku takut masa muda ini habis tanpa sisa berarti. Aku merasa terus diburu oleh hal-hal yang semu. Aku merasa terus merasa dihantui ketakutan-ketakutan masa depan. Mungkin, sudah saatnya aku mempertanyakan ulang hal hal yang aku cari didunia ini. Mungkin, sudah saatnya aku memikirkan hakikat apa yang sedang aku isi dalam hidup ini. Aku berusaha menikmati hidup yang terus mendesakku ke pinggir. Aku berusaha menikmati hidup yang terus mengontrolku untuk menaklukkan takdir. Semoga di rentang waktu yang terus memberi tekanan padaku, aku menemukan alasan mengapa mengapa membiarkan diriku diburu. Semoga mendapat banyak berkah untuk merasakan lelah yang indah. Semoga banyak rezeki untuk dinikmati dengan gembira. Orang-orang tak perlu tahu seberapa banyak tumpah air mataku. Orang-orang tak perlu tahu sekeras apa aku membungkam suara tangisku. Mereka cukup melihat aku bahagia-bahagia saja. Agar mereka tidak memandangku sebagai manusia yang lemah. Biarlah tangisanku kuhadirkan dil hadapan kesepianku saja. Sebuah upaya bagiku untuk menenangkan diri. Sebab jika tak ada yang bersedia mendengarkan, barangkali air mata adalah teman yang paling ikhlas menerimaku.
230227 | 158.1 CAN A | Perpustakaan SMA Islam Al Azhar 8 (100) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain