Text
Tenggelamnya kapal Van Der Wijck
Zainuddin, seorang pemuda yang berdarah Minang dari ayah dan berdarah Bugis dari ibu–dengan hati penuh harapan dan angan akan sambutan gembira dari keluarga ayahnya–dari tanah kelahirannya, Mengkasar, pergi ke Padang Panjang, kampung halaman sang ayah. Namun, apa yang diinginkannya tidak terjadi. Di kampung halaman dan oleh keluarganya dia dianggap orang asing. Ketidaknyamanan hidup di kampung halamannya terobati karena perkenalannya dengan Hayati. Mereka saling jatuh cinta dalam keikhlasan dan kesucian jiwa.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk merupakan salah satu novel yang cukup populer, saking populernya novel sampai dibuatkan sebuah film dengan judul yang sama dan hasilnya juga cukup banyak penikmat yang semakin suka dengan cerita tersebut. Novel yang ditulis oleh Abdul Malik Karim Amrullah ini berkisah tentang persoalan adat yang berlaku di daerah Minangkabau (Sumatera Barat). Selain masalah adat, dalam novel ini juga digambarkan tentang adanya diskriminasi yang terjadi di masyarakat Minangkabau pada waktu itu.
Perbedaan latar belakang / status sosial yang menghalangi kisah cinta dua anak manusia bernama Hayati dan Zainudin hingga berakhir dengan kematian tragis berupa tenggelam dalam sebuah kapal yang mereka berdua naiki saat itu. Dalam novel ini terdapat banyak majas-majas yang digunakan terutama oleh Zainudin saat sedang bercakap.
170298 | 813 HAM T | Perpustakaan SMA Islam Al Azhar 8 (800) | Tersedia |
230026 | 813 HAM T | Perpustakaan SMA Islam Al Azhar 8 (800) | Tersedia |
240011 | 813 HAM T | Perpustakaan SMA Islam Al Azhar 8 (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain